Jumat, 29 Juni 2012

[Review] I For You – Orizuka



Judul : I For You
Penulis : Orizuka
Penerbit : Gagas Media
Jumlah Halaman : 384 halaman
ISBN : 9789797805548
Rating : 3/5 stars




 Cinta yang selalu menjagaku 

Suatu hari dalam hidupku, kau dan aku bertemu. Masih jelas di ingatanku sosokmu yang memukauku. Lidahku jadi kelu, mulutku terkatup rapat karena malu. Setiap malam, bayangmu menari-nari dalam benakku.

Ada sejuta alasan mengapa aku begitu memujamu. Kau menyinari relung gelap hatiku. Kau satu-satunya orang yang ingin kurengkuh. Kau yang bertanggung jawab atas segala rindu. Kau adalah yang teristimewa bagiku.

Tanda-tandanya sudah jelas: aku menyukaimu. Tetapi, bagaimana caranya untuk mendekatimu? Kau begitu jauh, sulit kuraih dengan jari-jemariku.

Dan semakin lama, aku mulai menyadari satu hal. Bahwa kau dan aku mungkin ditakdirkan tak bisa bersatu....


Cover depan warna jingga berpadu dengan kilau bintang dan bulan sabit. Orizuka kembali bercerita tentang remaja, kehidupan anak SMA yang sedikit tidak biasa. Seorang Pangeran dan Putrinya. Benji adalah pangeran yang selalu ada untuk puterinya-Princessa- yang telah bersamanya selama tujuh belas tahun. Mereka berdua adalah pasangan dongeng yang membuat orang merasa iri sekaligus jengah dengan sikap drama yang mereka tampilkan di sekolah, dimana ayah mereka menjadi donatur utamanya. Awalnya mereka merasa memang ditakdirkan untuk selalu bersama, selamanya sampai hadir degup aneh yang melanda Benji dan Cessa, tapi bukan saat mereka berhadapan atau bersitatap.

Sabtu, 16 Juni 2012

?(2)

No matter how many quotes and song lyrics i post or however much i write i heart out, sometimes words can't describe how i feel. I just have to feel it for myself and that's all there is to it.

Sometimes, I need to stop analyzing the past, stop planning the future, stop trying to figure out precisely how i feel, stop deciding with my mind, what i want my heart to feel, and sometimes just have to go with "Whatever happens, happens." :')

Jumat, 15 Juni 2012

[Review] Memori - Windry Ramadhina




 Judul : Memori
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : Gagas Media
Jumlah Halaman : 312 halaman
ISBN :  9789797805623
 Harga : -
 Rating : 4/5 stars




Tentang Cinta yang Tak Lagi Sama
Cinta itu egois, sayangku. Dia tak akan mau berbagi.

Dan seringnya, cinta bisa berubah jadi sesuatu yang jahat. Menyuruhmu berdusta, berkhianat, melepas hal terbaik dalam hidupmu. Kau tidak tahu sebesar apa taruhan yang sedang kau pasang atas nama cinta. Kau tidak tahu kebahagiaan siapa saja yang sedang berada di ujung tanduk saat ini.

Kau buta dan tuli karena cinta. Kau pikir kau bisa dibuatnya bahagia selamanya. Harusnya kau ingat, tak pernah ada yang abadi di dunia—cinta juga tidak. Sebelum kau berhasil mencegah, semua yang kau miliki terlepas dari genggaman.

Kau pun terpuruk sendiri, menangisi cinta yang akhirnya memutuskan pergi.


Mahoni yang bekerja sebagai arsitek harus kembali ke Jakarta. Kepulangan ke Jakarta yang dikarenakan kematian sang Ayah, orang yang dulu pernah dia sayang namun karena suatu hal Mahoni berbalik membencinya. Kepulangan yang direncanakan hanya untuk 2 hari menjadi 2 tahun untuk menjaga Sigi, adiknya.

Rabu, 13 Juni 2012

?

Entahlah. Aku harus bagaimana mendeskripsikan perasaan saya saat ini. Kesal, marah, kecewa, Seneng. Senengnya karena penderitaan tesku sudah berakhir. Marah Kecewa, karena begitu banyak anak yang menipu disana sini. Kenapa? Aku merasa keadilan itu begitu mahaal. When i've studied the whole night and woke up at 4 am to study again. I think and i feel its unfair. Tidak adil untuk semua orang. 


Disaat kalian hanya mengandalkan jawaban kertas muter untuk satu kelas, Disaat kami sedang mengorek orek ingatan belajar semalam. Aku merasa tidak signifikan. Sia sia. 


Dan setelah aku menangis meraung raung di depan Ayah dan Ibu. Hatiku berkecamuk begitu susah menerima sebuah kenyataan.Kenyataan yang pahit. Disaat kau berharap dengan persiapan dan optimisme yang cukup. Dan ternyata kau dihempaskan ke tanah yang paling dalam. Sakit. Sementara yang lain menari nari di atas penderitaanmu. Pahit rasanya


Sebuah perkataan Ayah menggugah benakku setelah kuceritakan apa yang terjadi "Serahkan saja pada yang diatas. Kita hanya bisa berikhtiar. Berdoa, pasrah, dan Tawaka;. Toh juga sudah berusaha semaksimal mungkin." 

Aku memang yakin, Tuhan tau segalanya, tau segala sesuatu yang sedang terjadi. Dan aku tidak mau mengingkarinya. Tapi rasa kecewa begitu tebal menyelimuti perasaanku saat ini. Aku hanya tidak mau mengecewakan Ayah dan Ibu. Walaupun kenyataanya aku memang sudah berusaha dan belajar sebisaku.

Ya Allah, aku percaya. Apapun yang Kau lakukan untukku. Adalah keputusan terbaik dan terindah untukku. Semoga hatiku bisa menerima apapun keputusanMu yang menjadi takdirku.