Sabtu, 14 April 2012

[Review] Till We Meet Again – Yoana Dianika






 
Menjemput Cinta di Austria 

Iseng iseng cari tentang kompetisi 100% roman asli Indonesia. Nemu deh buku ini, dan sempet browse di goodreads. Ternyata banyak tanggapan positif. Jadi, saya beli lah novel ini. Pertama yang saya lihat, covernya bagus. gambar biola yang menonjol dengan warna background yang –menurut saya- cukup lembut Dan sinopsisnya juga yang bikin penasaran.


Secara singkat buku ini menceritakan tentang kisah cinta Elena, seorang gadis blasteran Indonesia-Austria. Pertemuan singkatnya di taman istana Schӧnbrunn dengan seorang anak laki-laki meninggalkan kesan yang begitu dalam bagi Elena sehingga dia terus memimpikan kejadian itu berulang-ulang dan berharap dapat bertemu lagi dengan pangeran kecilnya walaupun dia harus meninggalkan Austria dan tinggal Indonesia. Waktu berlalu dan Elena kembali ke Austria untuk menempuh pendidikan di bidang seni, lewat sepasang liontin dan alunan biola, Elena akhirnya dapat bertemu kembali dengan pangeran impiannya.

Novel ini terasa real dengan deskripsi yang dijelaskan pengarang—benar-benar detail, seolah sang pengarang memang pernah bersekolah di Wina atau setidaknya tinggal di Wina. Bangunan klasik dan deskripsi seperti-apa-Wina-itu mendapat perhatian lebih oleh Yoana Dianika.
Misalnya, ketika Elena mengunjungi Istana Hofburg. Dijelaskan bahwa di dalam Istana Hofburg ada Museum für Völkerkunde, di mana di Museum Etnologi itu terdapat ruang Indonesia dan literatur mengenai kebudayaan Indonesia. Di situ juga ada keris Pangeran Diponegoro yang dibeli oleh Pangeran Franz Ferdinand saat berkeliling dunia.

Yoana Dianika juga sangat peduli terhadap tokoh-tokohnya. Fisik, dan pakaian tokoh dijelaskan secara detail, membuat saya mudah membayangkannya.
Penggunaan bahasa di Austria pun ditampilkan. Di beberapa percakapan terselip kalimat berbahasa Jerman, membuat saya semakin merasakan aura Austria *ea* ketika membacanya.

Tapi menurut saya, penuturan konflik di dalamnya masih kurang. Walaupun sang tokoh sedang mengalami konflik, tapi belum ada emosi yang menggebu-gebu.

Over all, lumayan bagus untuk seorang pemula. Ku tunggu novel selanjutnya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar