Rabu, 10 Juli 2013

Dia semakin jauh..

Pernah ngerasain ga, kita punya mimpi tinggi, harapan tinggi, Usaha lumayan, ternyata dihempas ke tanah. Rasanya? Sakiitnyaaa. 
 
Kisah ini bermula dari perjuangan saya mendapat Perguruan tinggi negeri. Sebenernya saya tidak masalah mau kuliah di negeri/swasta, namun apa daya orang tua pengennya di negeri -_- Diawali dengan saya mencoba kedinasan eve holcim dan STIS ( Sekolah Tinggi Ilmu Statistik) yang ternyata berakhir gagal. Di malam hari setelah pengumuman, saya dimarahi habis habisan. Orang tua bilang betapa saya mengecewakan sebagai anak mereka. Hancurr sekali hati saya, Ditambah beberapa minggu kemudian pengumuman undangan keluar dan saya gagal. Dan saya putuskan tidak mengatakan apapun kepada orang tua. Saya hanya mengatakan, "Aku ga ikut undangan, yang ikut cuma rangking paralel" which is the biggest white lie i've ever done. Saya cuman gamau menambah kekecewaan di mata mereka. Tapi suatu saat, saya akan membeberkan kebohongan saya. Pasti..

Saya bertekad untuk berjuang di SBMPTN, dengan pilihan prodi 1 & 2 yang merupakan impian saya. dan pilihan ke tiga yang merupakan strategi ( dan ini hasil minta pendapat orang tua ) Saya sangat berharap bisa masuk prodi 1. And i've been dreaming about this since 1 year ago, about everything. (the prospect, last exam, etc) Pengumuman tiba, saya sudah siap menerima segala apapun. Tapi di dalam hati yang paling terdalam, saya pasti lolos. Benar saya Lolos, dan mendapat pilihan prodi ke tiga. Hal pertama yang saya lakukan? Sujud syukur. Dann... menangis. Oh, Ya Allah aku bersyukur bisa lolos tapi kenapa di pilihan ketiga? kenapa ga di pilihan 1 yang benar benar aku idam idamkan. Rasa kecewa tapi juga bersyukur campur jadi satu. Hampir semalaman saya menangisi ini. Bodoh memang, diterima kok menangis. Tapi apa daya, hantaman kekecewaan tak bisa saya bendung. Saya pun menangis di depan ayah dan Ibu saya. Iyaa saya lolos, tapiii.. ya gitu deh. 

Malamnya saya mencoba merenung. "Mungkinkah ini jalan terbaik untuk saya dari Allah?" "Mungkinkah ini yang sebenernya saya butuhkan" Kemudian saya berpikir, memang sih semua masuk logika. Mungkin jika aku kuliah terlalu jauh dari orang tua. Aku terlalu merepotkan orang tua, mungkin masalah biaya di tempat jauh cukup mahal, mungkin Allah tahu nantinya homesickku akan parah, Mungkin jika aku sakit di tempat yang cukup jauh, akan merepotkan karena aku sebatang kara. Begitu banyak pikiran mencuat di dalam pikiran saya. Esoknya, saya mencoba untuk menerima. Berhenti bertindak egois, dan berdamai dengan hati dan kenyataan. 

Dari segala materi prodinya sih aku cukup suka dengan komputer. Ga tau deh, bakal ngerti ga tentang coding dan bahasa pemrograman. Tapi aku yakin, Allah akan menuntunku, Allah akan membimbingku. Pasti Allah telah merencanakan segala sesuatu yang terbaik untukku. Sebenernya saya masih ingin berjuang untuk menggapai impian saya. Tapi apa daya, keadaan yang tidak memungkinkan. Yah mungkin memang ini jalan yang sudah digariskan dari Allah untuk saya. Tetap semangat dan Keep smile :))

-Ditulis di suasana galau. Baik cuaca dan pikiran. Selamat Malam

3 komentar:

  1. Balasan
    1. Haha. Makasih tis. Kamu Gatau kan ini aku tulis pake air mata segala haha..
      Kamu dong tis ceritaaa. Nanti deh aku komen XD

      Hapus
  2. Hani, numpang meninggalkan jejak ya x'D

    BalasHapus